Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember 23, 2017

kata-kataku adalah gambaran dirimu

Telah dimekarkannya bunga-bunga ombak  di padang gelombang kehidupan yang cair,  berkilauan, dan lapang; pekat dan tak dapat diterawang. Seperti masa depan dan hari ini,  terlalu berbeda dan terlalu mirip kita.  Laut dan langit, air dan udara, sunyi  dan bunyi,  mataku dan matamu. Segugus bintang pari merenangi cakrawala,  melintasi abad, bunga, dan batu-batu;  melihat waktu mengajari manusia  untuk membuat langkah pertama  dan untuk berhenti pada waktunya.  Bumi menimbun lubang-lubang bom  yang dijatuhkan ke dadanya,  seperti maaf menciptakan danau  dari air mata dan lubang-lubang di jiwa. Muda, kasar, tumpul, ceroboh  sekaligus penuh tenaga;  kebinasaan macam apa yang dapat kita ciptakan  dari itu semua,  sebelum kita menjadi seorang nelayan tua.  Duduk dan bercerita tentang lautan-lautan  yang memberkati kita,  tidak hanya dengan ikan-ikan dan pengala...

Rintihan Perlawanan

Aku tak ingin lupa  Hey kalian  yang diatas sana... Tundukkanlah kepala kalian sejenak Saksikan sanak keluarga kalian Mereka sedang dirundung pilu mendalam Matanya sayup, perutnya menggerutu, suaranya  lirih  tidakkah kau lihat wajah dungu yang merintih  agar hak hidup layak mereka miliki kembali  ke kantong kehidupannya Diruang sejuk yang kalian nikmati  ada cucuran keringat mereka menetes tiap saat.  Mereka tak punya apa-apa, mereka tak minta apa-apa,  mereka hanya ingin hidup sebagai manusia  bukan sebagai binatang kotor. Hey kalian.  Kami peringatkan...!!!   jika kekuasaan yang kalian miliki  tidak mampu memberi manfaat bagi sesama,  segeralah tinggalkan atau kau kami tanggalkan. Suara-suara ini tak akan berhenti menggema Sampai rintihan2 itu tak terdengar  mengusik hati dan fikiran kami. Hidup rakyat